Unduhan Informasi Hipertensi
Dapatkan materi edukasi tentang hipertensi untuk meningkatkan kesadaran dan kesehatan Anda.
Kepatuhan Minum Obat
Penderita hipertensi perlu minum obat secara teratur agar tekanan darah tetap terkontrol. Gunakan pengingat supaya tidak lupa, rutin cek tekanan darah di rumah, dan jangan lupa kontrol ke dokter secara berkala untuk memantau kondisi kesehatan.
Kendalikan Hipertensi dengan SEHAT
Hipertensi bisa menimbulkan gejala seperti sakit kepala, pusing mendadak, pandangan kabur, atau nyeri dada. Untuk mencegah dan mengendalikan tekanan darah tinggi, lakukan pola hidup SEHAT: Ekspresikan stres, Hindari garam dan gula berlebih, Aktif bergerak, Stop rokok & alkohol, serta Tidur cukup 7–9 jam di malam hari
Kapan Cek Tekanan Darah Non Kehamilan?
Cek tekanan darah sebaiknya dilakukan rutin sesuai usia dan kondisi. Jika usia 18–39 tahun dengan risiko hipertensi, cukup periksa setahun sekali. Usia di atas 40 tahun perlu dicek setiap bulan. Bila sudah berisiko hipertensi tahap awal, cek sebulan sekali. Untuk penderita hipertensi yang sedang terapi, periksa tiap 1–2 bulan sampai tekanan darah terkontrol
Hipertensi Urgensi dan Emergensi
Tekanan darah sangat tinggi (>180/120 mmHg) dapat terjadi tanpa kerusakan organ seperti Hipertensi urgensi, biasanya disertai gejala ringan seperti sakit kepala dan cemas. Kondisi ini bisa ditangani dengan obat oral secara bertahap dalam 24–48 jam. Sedangkan hipertensi emergensi terjadi bila tekanan darah tinggi sudah merusak organ penting (jantung, otak, ginjal, mata). Gejalanya lebih berat, seperti nyeri dada, sesak napas, kejang, atau penurunan kesadaran, dan membutuhkan penanganan cepat dengan obat intravena serta perawatan intensif di rumah sakit
Gejala Hipertensi Non Kehamilan
Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, beberapa keluhan yang bisa muncul antara lain sakit kepala, rasa gelisah, nyeri dada, jantung berdebar, mudah lelah, dan penglihatan kabur. Jika gejala ini sering dirasakan, sebaiknya segera periksa tekanan darah ke tenaga kesehatan
Faktor Risiko dan Komplikasi Hipertensi Non Kehamilan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering kali tidak bergejala, tapi berbahaya. Faktor risiko yang bisa memicu hipertensi antara lain konsumsi garam berlebih, riwayat keluarga, obesitas, merokok dan alkohol, kurang olahraga, serta stres. Jika tidak dikendalikan, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan mata, gangguan saraf, hingga gagal ginjal.
Faktor Risiko Hipertensi Pada Kehamilan
Tekanan darah tinggi saat hamil bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia ibu, riwayat hipertensi, riwayat keluarga, obesitas, kehamilan pertama, serta adanya penyakit lain yang menyertai. Ibu hamil dengan kondisi ini perlu lebih waspada dan rutin melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan.
Faktor Hipertensi Non Kehamilan
Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko hipertensi yaitu usia lanjut, riwayat keluarga, terlalu banyak konsumsi garam, merokok, kurang bergerak, dan obesitas. Dengan menjaga pola hidup sehat, risiko hipertensi bisa dikurangi
Dampak Hipertensi Pada Kehamilan
Hipertensi saat hamil bisa berbahaya bagi ibu dan bayi. Kondisi ini dapat memicu komplikasi serius, seperti preeklampsia dan eklampsia (kejang saat hamil), gangguan ginjal, gangguan jantung, penumpukan cairan di paru-paru, hingga persalinan prematur. Jika tidak ditangani, risiko terburuknya adalah kematian ibu maupun janin. Karena itu, penting bagi ibu hamil untuk rutin kontrol tekanan darah dan periksa ke tenaga kesehatan