Hipertensi yang tidak terkontrol secara perlahan dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, leading to komplikasi yang mengancam jiwa seperti stroke, serangan jantung, aneurisma, gagal ginjal, dan kerusakan mata. Seringkali, kerusakan ini terjadi tanpa gejala yang jelas hingga mencapai tahap lanjut. Namun, terdapat beberapa "tanda bahaya" yang dapat muncul dan memerlukan perhatian medis segera. Farmasis berperan sebagai garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda darurat hipertensi (hypertensive crisis) dan gejala yang mengindikasikan kerusakan organ target.
Edukasi dari farmasis mencakup membedakan antara tekanan darah tinggi yang tidak bergejala dengan keadaan darurat. Mereka mengajarkan pasien bahwa tekanan darah yang sangat tinggi (biasanya >180/120 mmHg) yang disertai dengan gejala seperti sakit kepala hebat, nyeri dada, sesak napas parah, kejang, perubahan penglihatan, atau kesulitan berbicara, merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Selain itu, farmasis juga mengingatkan pasien tentang pentingnya kontrol rutin untuk memeriksa tanda-tanda kerusakan organ diam-diam, seperti melalui tes urine (untuk protein sebagai tanda kerusakan ginjal) dan EKG (untuk memeriksa pembesaran jantung).
Tanda Bahaya Hipertensi yang Perlu Diwaspadai
1. Tekanan darah lebih dari 180/120 mmHg disertai sakit kepala hebat.
2. Penglihatan kabur atau perubahan penglihatan mendadak.
3. Nyeri dada dan sesak napas berat.
4. Kejang atau kehilangan kesadaran.
5. Kesulitan berbicara atau kelemahan mendadak pada wajah atau anggota tubuh.
6. Mual, muntah, dan kecemasan yang berat.
7. Pembengkakan pada tubuh.
Segera cari pertolongan medis jika mengalami tanda-tanda tersebut.
Tips dari Apoteker untuk Mencegah Komplikasi
1. Waspadai Krisis Hipertensi
Jika tekanan darah sangat tinggi dan disertai gejala, jangan menunggu. Langsung ke rumah sakit untuk penanganan segera.
2. Kenali Gejala Komplikasi Organ
Sesak nafas saat aktivitas ringan, mudah lelah, pembengkakan kaki, dan sering buang air kecil saat malam hari mungkin tanda gagal jantung atau ginjal. Segera konsultasikan ke dokter.
3. Hati-hati dengan Perubahan Neurologis
Kelemahan mendadak, gangguan bicara, dan pusing hebat bisa menandakan stroke. Ingat slogan "SeGeRa Ke RS" (Senyum asimetris, Gerak separuh tubuh menurun, Bicara tidak jelas, Segera ke Rumah Sakit).
4. Kontrol Rutin adalah Kunci
Jaga tekanan darah pada batas target agar komplikasi bisa dicegah. Lakukan pemeriksaan rutin dan ikuti anjuran dokter.
5. Kelola Kondisi Penyerta dengan Baik
Jika Anda memiliki diabetes atau kolesterol tinggi, kelola juga kondisi tersebut agar risiko komplikasi menurun.
Sitasi Gambar: Gebrina, M. G. (2024, 5 Januari). Kenali dan kendalikan hipertensi, sebelum hipertensi mengendalikan kita. Ayo Sehat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses tanggal 26 Agustus 2025, dari https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-dan-kendalikan-hipertensi-sebelum-hipertensi-mengendalikan-kita
Referensi:
1. Van den Born, B. J., et al. (2021). ESC Council on hypertension position document on the management of hypertensive emergencies. Journal of Hypertension, 39(11), 2123-2148.
2. Ipek, E., et al. (2021). Hypertensive emergencies: A review. The American Journal of Emergency Medicine, 50, 751-759.
3. Ostchega, Y., et al. (2020). Hypertension awareness, treatment, and control among US adults: NHANES 2017–2018. Journal of the American Heart Association, 9(19), e017289.
4. Burnier, M., & Egan, B. M. (2021). Adherence in hypertension: a review of prevalence, risk factors, impact, and management. Circulation Research, 128(7), 846-863.
5. Chobanian, A. V. (2021). Hypertension in 2021: An Overview. Hypertension, 77(6), 1823-1832.
Edukasi dari farmasis mencakup membedakan antara tekanan darah tinggi yang tidak bergejala dengan keadaan darurat. Mereka mengajarkan pasien bahwa tekanan darah yang sangat tinggi (biasanya >180/120 mmHg) yang disertai dengan gejala seperti sakit kepala hebat, nyeri dada, sesak napas parah, kejang, perubahan penglihatan, atau kesulitan berbicara, merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Selain itu, farmasis juga mengingatkan pasien tentang pentingnya kontrol rutin untuk memeriksa tanda-tanda kerusakan organ diam-diam, seperti melalui tes urine (untuk protein sebagai tanda kerusakan ginjal) dan EKG (untuk memeriksa pembesaran jantung).
Tanda Bahaya Hipertensi yang Perlu Diwaspadai
1. Tekanan darah lebih dari 180/120 mmHg disertai sakit kepala hebat.
2. Penglihatan kabur atau perubahan penglihatan mendadak.
3. Nyeri dada dan sesak napas berat.
4. Kejang atau kehilangan kesadaran.
5. Kesulitan berbicara atau kelemahan mendadak pada wajah atau anggota tubuh.
6. Mual, muntah, dan kecemasan yang berat.
7. Pembengkakan pada tubuh.
Segera cari pertolongan medis jika mengalami tanda-tanda tersebut.
Tips dari Apoteker untuk Mencegah Komplikasi
1. Waspadai Krisis Hipertensi
Jika tekanan darah sangat tinggi dan disertai gejala, jangan menunggu. Langsung ke rumah sakit untuk penanganan segera.
2. Kenali Gejala Komplikasi Organ
Sesak nafas saat aktivitas ringan, mudah lelah, pembengkakan kaki, dan sering buang air kecil saat malam hari mungkin tanda gagal jantung atau ginjal. Segera konsultasikan ke dokter.
3. Hati-hati dengan Perubahan Neurologis
Kelemahan mendadak, gangguan bicara, dan pusing hebat bisa menandakan stroke. Ingat slogan "SeGeRa Ke RS" (Senyum asimetris, Gerak separuh tubuh menurun, Bicara tidak jelas, Segera ke Rumah Sakit).
4. Kontrol Rutin adalah Kunci
Jaga tekanan darah pada batas target agar komplikasi bisa dicegah. Lakukan pemeriksaan rutin dan ikuti anjuran dokter.
5. Kelola Kondisi Penyerta dengan Baik
Jika Anda memiliki diabetes atau kolesterol tinggi, kelola juga kondisi tersebut agar risiko komplikasi menurun.
Sitasi Gambar: Gebrina, M. G. (2024, 5 Januari). Kenali dan kendalikan hipertensi, sebelum hipertensi mengendalikan kita. Ayo Sehat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses tanggal 26 Agustus 2025, dari https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-dan-kendalikan-hipertensi-sebelum-hipertensi-mengendalikan-kita
Referensi:
1. Van den Born, B. J., et al. (2021). ESC Council on hypertension position document on the management of hypertensive emergencies. Journal of Hypertension, 39(11), 2123-2148.
2. Ipek, E., et al. (2021). Hypertensive emergencies: A review. The American Journal of Emergency Medicine, 50, 751-759.
3. Ostchega, Y., et al. (2020). Hypertension awareness, treatment, and control among US adults: NHANES 2017–2018. Journal of the American Heart Association, 9(19), e017289.
4. Burnier, M., & Egan, B. M. (2021). Adherence in hypertension: a review of prevalence, risk factors, impact, and management. Circulation Research, 128(7), 846-863.
5. Chobanian, A. V. (2021). Hypertension in 2021: An Overview. Hypertension, 77(6), 1823-1832.
