Mitos dan Fakta

Mitos dan Fakta Hipertensi: Mengungkap Kebenaran dengan Bukti Ilmiah

Tim Pengembang Website Klik-Farmasi
05 Sep 2025
3 menit membaca
77 kali dilihat
Bagikan:
Mitos dan Fakta Hipertensi: Mengungkap Kebenaran dengan Bukti Ilmiah
Mitos dan Fakta Hipertensi: Mengungkap Kebenaran dengan Bukti Ilmiah
Hipertensi dikelilingi oleh banyak mitos yang dapat menghambat penanganan yang efektif. Sebagai tenaga kesehatan yg profesional, Farmasis memiliki peran kunci dalam mengedukasi pasien berdasarkan bukti ilmiah terkini. Pemahaman yang benar sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan dan pencegahan komplikasi. Artikel ini mengulas beberapa mitos populer dan menyajikan fakta ilmiah yang didukung oleh bukti ilmiah..

Mitos 1: Hipertensi Bisa Sembuh Total
📌 Fakta: Hipertensi primer adalah kondisi kronis yang tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi dapat dikontrol dengan optimal melalui kombinasi terapi farmakologis dan modifikasi gaya hidup. Penghentian pengobatan tanpa pengawasan dokter akan menyebabkan tekanan darah naik kembali dan meningkatkan risiko komplikasi..

Mitos 2: Obat Hipertensi Bersifat Toksik untuk Ginjal dalam Jangka Panjang
📌 Fakta: Sebaliknya, obat antihipertensi yang digunakan sesuai resep justru melindungi ginjal dari kerusakan lebih lanjut. Hipertensi yang tidak terkontrol adalah penyebab utama nefropati hipertensif. Obat-obatan seperti ACE inhibitor atau ARB bahkan memiliki efek nefroprotektif yang telah terbukti dalam berbagai studi.

Contoh obat ACE inhibitor adalah Captopril, Ramipril dan Lisinopril. Obat ini bekerja dengan menyempitkan dan meningkatkan tekanan darah., sehingga pembuluh darah menjadi lebih lebar sehingga tekanan darah menurun dan kerja jantung menjadi lebih ringan. Selain itu, juga mencegah kerusakan pada lapisan dalam pembuluh darah dan mengurangi peradangan.

Obat ARB, seperti Losartan dan Candesartan, bekerja dengan cara menghalangi kinerja suatu zat dalam tubuh yang bernama angiotensin II. Zat ini biasanya membuat pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Dengan dihambatnya kerja angiotensin II, pembuluh darah menjadi lebih lebar. Akibatnya, darah dapat mengalir dengan lebih lancar, dan tekanan darah pun menurun.

Selain itu, obat ini membantu meringankan kerja jantung dalam memompa darah. ARB juga memberikan perlindungan khusus bagi ginjal, terutama bagi pasien yang memiliki penyakit ginjal kronis atau diabetes, sehingga mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.

Dengan demikian, obat ACE inhibitor dan ARB tidak hanya menurunkan tekanan darah tetapi juga melindungi ginjal dan jantung dari kerusakan akibat tekanan darah tinggi, membantu pasien mengelola penyakit mereka dengan lebih baik.

Mitos 3: Sea Salt (Garam Laut) Lebih Sehat daripada Garam Meja
📌 Fakta: Baik sea salt maupun garam meja mengandung natrium klorida dalam kadar yang relatif sama. Konsumsi berlebihan jenis garam apa pun akan berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Klaim bahwa sea salt lebih sehat karena mengandung mineral tambahan tidak signifikan secara klinis untuk mengatasi hipertensi.

Mitos 4: Penderita Hipertensi Tidak Boleh Makan Daging Merah atau Makanan Bersantan Sama Sekali
📌 Fakta: Prinsipnya adalah pembatasan dan pengolahan yang tepat. Daging merah tanpa lemak dapat dikonsumsi dalam porsi terbatas (maksimal 6 ons/hari) dan diolah dengan cara direbus atau dipanggang, bukan digoreng. Santan dapat digunakan selama tidak berlebihan dan tidak ditambah garam dalam jumlah banyak.

Mitos 5: Minuman Isotonik dan Berenergi Baik untuk Penderita Hipertensi
📌 Fakta: Kedua jenis minuman ini umumnya mengandung natrium dan gula yang tinggi, yang justru dapat memicu peningkatan tekanan darah. Penderita hipertensi disarankan untuk menghindarinya dan memilih air putih sebagai sumber hidrasi utama 10.

Referensi:
1. Whelton, P.K., et al. (2022). ACC/AHA Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. Journal of the American College of Cardiology, 71(19), e127-e248.
2. Unger, T., et al. (2020). 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension, 75(6), 1334-1357.
3. Mills, K.T., et al. (2020). The global epidemiology of hypertension. Nature Reviews Nephrology, 16(4), 223-237.
4. Carey, R.M., & Moran, A.E. (2021). Prevention of hypertension: the next frontier. Hypertension, 77(5), 1439-1450.
5. Chobanian, A.V. (2021). Hypertension in 2021: An Overview. Hypertension, 77(6), 1823-1832.
Artikel Sebelumnya Artikel Selanjutnya
Punya Pertanyaan?

Jangan ragu untuk menghubungi kami jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan bantuan.

Email Kami WhatsApp
Ikuti Kami

Tetap terhubung dengan kami melalui media sosial untuk mendapatkan informasi terbaru.