Mencegah hipertensi jauh lebih baik daripada mengobatinya. Salah satu langkah penting adalah memahami faktor risiko yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Faktor risiko terbagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah.
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
1. Usia: Seiring bertambahnya usia, elastisitas (kemampuan pembuluh darah, terutama arteri besar, untuk meregang saat jantung memompa darah dan kemudian kembali ke bentuk semula (berkontraksi) untuk menjaga aliran darah tetap stabil dan lancar, seperti karet yang ditarik kemudian kembali ke bentuk aslinya), pembuluh darah berkurang sehingga tekanan darah cenderung meningkat).
2. Riwayat Keluarga: Jika anggota keluarga dekat seperti orang tua atau saudara mengidap hipertensi, risiko Anda juga meningkat.
3. Jenis Kelamin: Pria umumnya lebih berisiko menderita hipertensi dibanding wanita sebelum masa menopause. Setelah menopause, risiko pada wanita meningkat karena perubahan hormonal.
4. Etnis: Beberapa kelompok etnis memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi.
Faktor Risiko yang Dapat Diubah
1. Obesitas: Kelebihan berat badan membuat jantung harus bekerja lebih keras memompa darah, sehingga meningkatkan tekanan darah. Penurunan berat badan sebanyak 5-10% dapat membantu menurunkan tekanan darah signifikan.
2. Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi garam berlebih dan makanan tinggi lemak dapat meningkatkan tekanan darah.
3. Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang minim gerak membuat pembuluh darah kurang sehat dan memperberat kerja jantung.
4. Kebiasaan Merokok dan Alkohol: Nikotin pada rokok/vape dan alkohol dapat merusak pembuluh darah serta meningkatkan tekanan darah.
5. Stres yang Berlebihan: Stres meningkatkan hormon yang dapat menaikkan tekanan darah sementara waktu.
Peran Farmasi dalam Pencegahan Dini
Apoteker berperan aktif melakukan deteksi dini melalui pengukuran tekanan darah secara rutin dan penilaian gaya hidup pasien. Di lingkungan masyarakat, apoteker dapat menyelenggarakan pemeriksaan tekanan darah gratis dan memberikan edukasi singkat mengenai modifikasi gaya hidup sehat.
Pasien yang sudah masuk dalam kategori pre-hipertensi (tekanan darah 120-139/80-89 mmHg), apoteker membantu membuat rencana yang realistis untuk penurunan berat badan, aktivitas fisik, dan pembatasan konsumsi garam. Konseling juga meliputi bahaya merokok dan konsumsi alkohol.
Tips dari Apoteker untuk Mencegah Hipertensi
1. Ketahui Risiko Anda
Periksakan tekanan darah secara berkala, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi.
2. Kendalikan Berat Badan
Usahakan agar berat badan tetap ideal dengan diet dan olahraga teratur.
3. Kurangi Asupan Garam
Biasakan memasak dengan bumbu alami seperti bawang, jahe, dan rempah, bukan dengan garam atau penyedap rasa.
4. Tingkatkan Konsumsi Kalium
Makanlah buah dan sayur kaya kalium seperti pisang, ubi, tomat, dan yogurt karena kalium membantu menyeimbangkan efek garam dalam tubuh.
5. Aktif Bergerak
Batasi waktu duduk dan rutin lakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki, naik tangga, atau peregangan.
Dengan mengenali dan mengontrol faktor risiko sejak dini serta dukungan apoteker dalam edukasi dan pemantauan, pengaruh tekanan darah tinggi dapat diminimalkan sehingga kesehatan jantung dan pembuluh darah tetap terjaga.
Referensi:
1. Mills, K. T., et al. (2020). The global epidemiology of hypertension. Nature Reviews Nephrology, 16(4), 223-237.
2. Unger, T., et al. (2020). 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension, 75(6), 1334-1357.
3. Carey, R. M., & Moran, A. E. (2021). Prevention of hypertension: the next frontier. Hypertension, 77(5), 1439-1450.
4. Kario, K., et al. (2021). The role of pharmacists in the prevention and management of hypertension. Hypertension Research, 44(3), 261-263.
5. Schwing Shackle, L., et al. (2021). A scoping review of current guidelines on dietary recommendations for hypertension. Advances in Nutrition, 12(3), 668-696.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Faktor Risiko Hipertensi. Jakarta: Kemenkes RI; 2019. Diakses dari: https://www.p2ptm.kemkes.go.id
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
1. Usia: Seiring bertambahnya usia, elastisitas (kemampuan pembuluh darah, terutama arteri besar, untuk meregang saat jantung memompa darah dan kemudian kembali ke bentuk semula (berkontraksi) untuk menjaga aliran darah tetap stabil dan lancar, seperti karet yang ditarik kemudian kembali ke bentuk aslinya), pembuluh darah berkurang sehingga tekanan darah cenderung meningkat).
2. Riwayat Keluarga: Jika anggota keluarga dekat seperti orang tua atau saudara mengidap hipertensi, risiko Anda juga meningkat.
3. Jenis Kelamin: Pria umumnya lebih berisiko menderita hipertensi dibanding wanita sebelum masa menopause. Setelah menopause, risiko pada wanita meningkat karena perubahan hormonal.
4. Etnis: Beberapa kelompok etnis memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi.
Faktor Risiko yang Dapat Diubah
1. Obesitas: Kelebihan berat badan membuat jantung harus bekerja lebih keras memompa darah, sehingga meningkatkan tekanan darah. Penurunan berat badan sebanyak 5-10% dapat membantu menurunkan tekanan darah signifikan.
2. Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi garam berlebih dan makanan tinggi lemak dapat meningkatkan tekanan darah.
3. Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang minim gerak membuat pembuluh darah kurang sehat dan memperberat kerja jantung.
4. Kebiasaan Merokok dan Alkohol: Nikotin pada rokok/vape dan alkohol dapat merusak pembuluh darah serta meningkatkan tekanan darah.
5. Stres yang Berlebihan: Stres meningkatkan hormon yang dapat menaikkan tekanan darah sementara waktu.
Peran Farmasi dalam Pencegahan Dini
Apoteker berperan aktif melakukan deteksi dini melalui pengukuran tekanan darah secara rutin dan penilaian gaya hidup pasien. Di lingkungan masyarakat, apoteker dapat menyelenggarakan pemeriksaan tekanan darah gratis dan memberikan edukasi singkat mengenai modifikasi gaya hidup sehat.
Pasien yang sudah masuk dalam kategori pre-hipertensi (tekanan darah 120-139/80-89 mmHg), apoteker membantu membuat rencana yang realistis untuk penurunan berat badan, aktivitas fisik, dan pembatasan konsumsi garam. Konseling juga meliputi bahaya merokok dan konsumsi alkohol.
Tips dari Apoteker untuk Mencegah Hipertensi
1. Ketahui Risiko Anda
Periksakan tekanan darah secara berkala, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi.
2. Kendalikan Berat Badan
Usahakan agar berat badan tetap ideal dengan diet dan olahraga teratur.
3. Kurangi Asupan Garam
Biasakan memasak dengan bumbu alami seperti bawang, jahe, dan rempah, bukan dengan garam atau penyedap rasa.
4. Tingkatkan Konsumsi Kalium
Makanlah buah dan sayur kaya kalium seperti pisang, ubi, tomat, dan yogurt karena kalium membantu menyeimbangkan efek garam dalam tubuh.
5. Aktif Bergerak
Batasi waktu duduk dan rutin lakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki, naik tangga, atau peregangan.
Dengan mengenali dan mengontrol faktor risiko sejak dini serta dukungan apoteker dalam edukasi dan pemantauan, pengaruh tekanan darah tinggi dapat diminimalkan sehingga kesehatan jantung dan pembuluh darah tetap terjaga.
Referensi:
1. Mills, K. T., et al. (2020). The global epidemiology of hypertension. Nature Reviews Nephrology, 16(4), 223-237.
2. Unger, T., et al. (2020). 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension, 75(6), 1334-1357.
3. Carey, R. M., & Moran, A. E. (2021). Prevention of hypertension: the next frontier. Hypertension, 77(5), 1439-1450.
4. Kario, K., et al. (2021). The role of pharmacists in the prevention and management of hypertension. Hypertension Research, 44(3), 261-263.
5. Schwing Shackle, L., et al. (2021). A scoping review of current guidelines on dietary recommendations for hypertension. Advances in Nutrition, 12(3), 668-696.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Faktor Risiko Hipertensi. Jakarta: Kemenkes RI; 2019. Diakses dari: https://www.p2ptm.kemkes.go.id